Rabu, 02 Juni 2010

Nitro Reader Tantang Adobe di Format PDF

SIDNEY - Dominasi adobe di pasar aplikasi format dokumen Portable Document Format (PDF) perlahan akan mulai terkikis. Banyaknya, keluhan mengenai kelemahan adobe menjadi penyebab pengguna mulai meninggalkan software Adobe Reader.
Kini Adobe, diperkirakan bakal terus tergeser di pasar software pembaca file PDf dengan kehadiran Nitro Reader. Software tersebut baru meluncur dalam format beta, dan akan dirilis versi final dalam waktu dekat.

"Produk Adobe tidak disesuaikan dan tak memperhatikan bahwa orang-orang telah berevolusi dalam bekerja dengan PDF file," kata Lonn Lorenz, Nitro Chief Officer seperti dilansir SMH, Jumat (28/5/2010).

Lorenz sendiri merupakan mantan pegawai Adobe. Ia telah bekerja di Adobe selama kurang lebih satu dekade sebelum memutuskan hengkang dan mengembangkan Nitro Reader.

Keunggulan Nitro dibandingkan Adobe Reader adalah kemampuan Nitro yang tidak hanya memungkinkan orang membaca dokumen dalam format PDF tetapi memungkinkan pengguna mengedit, dan kemudian menyimpannya kembali dalam format file PDF.

Sementara untuk melakukan hal serupa, pengguna Adobe harus megeluarkan kocek lagi untuk membeli versi premium yang memungkinkan untuk proses editing.

"Fakta bahwa Adobe tidak melakukan hal itu, kami mendengar dari orang-orang bahwa mereka tidak menyukai Adobe Reader, dan kami ingin orang-orang menyukai Nitro Reader," kata Lorenz

Selain itu, Lorenz mengungkapkan sistem keamanan yang dibangun ke Nitro jauh berbeda dengan Adobe Reader. Pengguna bisa mengunci file dengan password dan mematikan Java Script yang dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk menyerang.
(ugo)

OS Chrome Dirilis Kuartal Keempat 2010

TAIPEI - Google mengumumkan secara resmi tanggal dirilisnya Chrome OS yang akan diadopsi oleh pengguna laptop. Diharapkan, OS ini mampu memberikan keuntungan bagi pengguna komputer jinjing.
"OS Chrome akan ditawarkan kepada pengguna di kuartal keempat tahun 2010," tegas VP Google Sundar Pichai dalam sebuah pidato di Computex 2010, seperti yang dilansir PC World, Kamis(3/6/2010).
"Untuk OS Chrome, kita akan selalu fokus pada laptop untuk tahun ini," tambahnya.

Pichai juga mencatat bahwa pembukaan toko web Google Chrome akan bertepatan dengan peluncuran OS baru. Sehingga orang dapat mengunduh aplikasi web untuk diinstal pada sistem operasi mereka.

Dia menambahkan bahwa OS Chrome dirancang untuk komputer jinjing dengan dengan touchpads, keyboard dan layar antara 10 inci dan 12 inci.

Namun demikian, Pichai menekankan bahwa setiap perangkat, termasuk netbook yang memenuhi spesifikasi perangkat keras perusahaan akan memiliki waktu sertifikasfi Google.

Namun, Jeff Baker dari TFTS memperingatkan bahwa OS Chrome mungkin tidak akan menggantikan PC atau Mac dalam waktu dekat.

"Setelah OS Chrome di netbook tampak seperti ide yang buruk. Kita telah melihat Android membuat jalan di netbook dan tablet. Saya menyangsikan kalau keduanya akan berjalan beriringan, "tulis Baker.
(tyo)

80% Netter Tak Mengerti Kecepatan Internet

WASHINGTON - 80 persen warga Amerika Serikat tak mengetahui berapa kecepatan akses koneksi internet broadband yang ada di rumahnya. Mereka kebanyakan hanya memakai koneksi tersebut, dan rata-rata puas dengan performa akses internetnya.
Hal itu didasarkan pada survei yang dilakukan Federal Communications Commissions (FCC) Amerika Serikat, seperti dilansir StraitsTimes, Rabu (2/6/2010). Survei dilakukan kepada 3.005 orang Dewasa sejak 19 April 2010 hingga 2 Mei 2010 dengan margin error 2,6 persen.

Dari sisi jenis kelamin, 90 persen wanita tak mengetahui mengenai kecepatan akses internet yang digunakannya. Sedangkan Pria hanya 71 persen. Sementara dari sisi usia, 73 persen pengguna internet berusia 18 hingga 29 tahun tak mengetahui kecepatan.

"Tapi, 50 persen pengguna internet mengatakan sangat puas, bahkan 71 persen mengungkapkan kecepatan yang didapat lumayan 'cepat'," ujar Joel Gurin, Head of Consumer and Governmental Affairs Bureau FCC.

FCC, dalam waktu dekat akan segera melakukan survei lapangan untuk memastikan koneksi internet yang didapat pelanggan benar-benar cepat. Dan pengguna dapat mengetahui kecepatan yang diterimanya.

"Ini adalah isu besar, konsumen harus tahu mengenai kecepatan, mereka harus tahu apa yang mereka bayar," kata Gurin.
(ugo)

Ahli Komputer Kembangkan Software Pelacak Pedofilia

LONDON
- Para ahli komputer dari Lancaster University, Inggris tengah mengembangkan software yang mampu melacak keberadaan predator-predator anak di internet. Dengan software tersebut diharapkan dapat meminimalisir korban pedofilia.
Professor Awais Rashid, mengatakan software tersebut akan menganalisa setiap kata yang digunakan anak-anak saat chatting dengan orang lain. Kunci dari software tersebut adalah analisa dari bahasa yang digunakan pada saat chatting.

Orang-orang dari kelompok usia tertentu memiliki kosakata tertentu. Dan para ahli komputer itu percaya software ini bisa menjadi terobosan signifikan dalam membantu untuk menangkap pedofil.

Dalam sebuah penelitian, ketika perangkat lunak diinstal pada beberapa komputer, sebanyak 47 dari 50 kasus terbukti bahwa anak-anak tersebut diketahui sedang berbicara dengan orang-orang dewasa. Bahkan, software tersebut mampu mengetahui jika ada orang dewasa yang menyamar menjadi anak kecil.

"Pelaku pedofilia sering mengaku sebagai anak-anak saat online, dan penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak tidak mengetahui bahwa orang yang diajak berbicara adalah orang dewasa yang berpura-pura menjadi seorang anak," kata Rashid seperti dilansir newkerala, Rabu (2/6/2010).

"Kami berharap dapat segera menyelesaikan software tersebut, yang dapat menangkap pola bahasa bagi kelompok usia tertentu. Perangkat lunak itu akan melihat berbagai hal, misalnya, struktur kalimat, bahasa yang digunakan dan hal-hal yang mengindikasikan penipuan." tambah Rashid.
(ugo)

Facebook dan Twitter Rusak Bahasa

[Facebook dan Twitter Rusak Bahasa] Facebook dan Twitter Rusak Bahasa

SURABAYA, KOMPAS.com — Pakar linguistik dari Universitas Kristen Petra Surabaya, Prof Dr Esther Kuntjara, menilai bahwa sejumlah situs jejaring sosial di dunia maya, seperti Facebook dan Twitter, serta sejenisnya telah merusak bahasa.

"Hal itu karena dunia maya menggunakan bahasa lisan yang ditulis, bukan bahasa tulis atau bahasa lisan sehingga bahasa lisan yang ditulis dapat mengacaukan bahasa baku," katanya dalam seminar di kampus setempat, Selasa (1/6/2010).

Setelah berbicara dalam seminar "Language in The Online and Offline World (LOOW)" yang digagas Jurusan Sastra Inggris UK Petra Surabaya itu, dosen UK Petra Surabaya tersebut menyatakan, bahasa lisan yang ditulis itu dikenal dengan istilah alay.

"Saya sendiri tahu istilah bahasa alay itu justru dari penelusuran melalui Facebook. Yang jelas, bahasa alay itu mencampur aduk antara tulisan, lisan, dan gambar sehingga semuanya menjadi kacau," katanya.

Menurut alumni Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga itu, kekacauan bahasa itu terlihat karena peletakan gambar yang seenaknya dan kadang emosi juga diungkapkan secara tidak tepat.

"Misalnya, kalau menyatakan tertawa keras ditulis dengan LOL. Padahal, mungkin saja penulis itu justru sedang marah, bukan tertawa, sehingga semuanya menjadi kacau atau rumit," kata alumni S2 dari San Francisco State University, AS, itu.

Anehnya, bahasa yang rusak itu katanya justru dianggap sebagai kreativitas. "Penutur bahasa dalam dunia maya memang kreatif, tapi kalau rusak-rusakan kok dibilang kreatif, sih," katanya sambil tersenyum.

Dosen yang juga alumni S3 dari Indiana University of Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), itu mengatakan bahwa dunia maya juga memunculkan sosok yang mudah berubah dalam satu waktu. "Identitas dalam dunia maya itu mudah diubah sehingga kalau kita mau, apa saja bisa, bahkan bicara dengan sekian orang dengan karakter berbeda juga bisa, apalagi mengubah status di Facebook itu juga sangat mudah," katanya.

Ia menambahkan kerusakan bahasa dan mudahnya perubahan identitas dalam dunia maya itu melahirkan generasi yang berani bersikap dan asosial atau individualis. "Bagaimana tidak dikatakan asosial, karena ayah, ibu, dan anak mengetahui kegiatan masing-masing hanya lewat dunia maya. Di dalam Facebook, si anak bilang saya sedang mandi, si ibu bilang kalau dirinya sedang makan, dan sebagainya. Semuanya lewat BB (Blackberry)," katanya.

Di lain pihak, dalam kondisi seperti itu, katanya, Indonesia sangat tertinggal dalam kosa kata baru dalam istilah teknologi informasi sehingga orang mengambil bahasa aslinya, seperti komputer, online, download, upload, dan website, serta sebagainya. "Memang sudah diupayakan download diterjemahkan dengan unduh atau website dengan laman, tapi hal itu kalah cepat sehingga hal itu tidak laku," katanya.

Nama-nama Gunung di Dunia

Nama-nama Gunung di Dunia

Lebih dari 8.000 meter

Ke-14 gunung-gunung yang melebihi 8.000 meter, semuanya di Himalaya:

Tujuh Puncak Utama

Gunung-gunung paling tinggi (di ketujuh benua) di dunia:

Dunia

Afrika

Antartika

Asia

Eropa

Alpen

Apennin

Balkan

Kaukasus

Britania Raya

Irlandia

Pyrenees

Skandinavia

belum dikategorikan

Amerika Utara

Oseania

Australia

Hawaii

  • Mauna Loa gunung terbesar di Bumi, dihitung dari dasar laut.

Papua Nugini

  • ....

Selandia Baru

Amerika Selatan

GUNUNG – GUNUNG DIINDONESIA

Gunung di Papua

Gunung di Jawa

Gunung di Kalimantan

Gunung di Sulawesi

Gunung di Sumatra

Bali & Nusa Tenggara

Gunung di Sumatra

Template by : kendhin x-template.blogspot.com